Dari Penghitungan Suara Di PPK, Selisih Suara Tipis Yang Mengundang Stres
Penghitungan suara di Panitia Pemilihan Kecamatan, bisa dipastikan menjadi arena paling heboh. Betapa tidak, dari hasil penghitungan suara itulah dipastikan apakah suatu Parpol mendapat kursi atau tidak. Bahkan, dalam penghitungan di PPK pula seorang Caleg bisa tahu dia meraih kursi mewakili rakyat, atau terpental. Jadi jangan heran, jika kekuatan Parpol menumpukan perhatiannya di PPK demikian pula halnya dengan Caleg guna mengawal suara yang mereka raih. Hal itu wajar, karena hidup-mati Parpol berada di tangan PPK.
Beberapa hari belakangan, arena panas di lima PPK se Kota Tebing Tinggi seakan pindah ke tengah masyarakat kota itu. Berbagai informasi seputar penghitungan suara silih berganti memasuki ranah publik. Seliweran informasi itu, mengakibatkan konstelasi posisi Parpol di DPRD Kota Tebing Tinggi yang berjumlah 25 kursi, terus berganti-ganti dalam hitungan jam saja.
Setiap pasang mata aktivis Parpol memelototi pergerakan suara Parpol dan kemudian menyebarkannya ke ruang publik. Peraihan kursi, semakin lama makin mengerucut. Hingga Jum’at (17/4), semua PPK telah menyelesaikan penghitungan suara. Dalam rentetan hitungan suara itulah, nilai satu suara begitu berharga, karena bisa membuat satu Parpol atau Caleg lolos, atau sebaliknya terpental secara menyakitkan.
Penghitungan suara PPK di semua Dapem berlangsung alot. Karena, ada Parpol dan Caleg yang begitu yakin akan lolos berdasarkan hitungan saksi-saksi yang mereka tugaskan, ternyata malah tumbang.
Seperti di Dapem III Kec. Padang Hulu/Tebing Tinggi Kota yang memperebutkan 8 kursi DPRD. Setelah dipastikan Partai Golkar meraih 2 kursi, Partai Demokrat 1 kursi, PKPB 1 kursi, PIB, 1 kursi, PAN 1 kursi dan PDIP 1 kursi, sisa 1 kursi lagi harus diperebutkan antara PKS, PPP dan Partai Barnas. Dari berbagai informasi beberapa hari sebelumnya, banyak info yang menyebutkan PKS meraih kursi sisa di Dapem III itu. Namun, nyatanya partai dakwah itu terpental, karena kalah suara dari Partai Barnas. PKS hanya kalah 12 suara dari Partai Barnas. Suatu kekalahan yang menyakitkan. “Kayaknya kita tak dapat, karena selisih 12 suara saja,” kata Hariono, saksi PKS di PPK Kec. Padang Hulu.
Jika PKS melalui saksinya sudah pesimis dengan pergerakan suara, tidak demikian dengan PPP. Caleg dari Parpol berlambang ka’bah itu, dikabarkan tetap yakin bakal meraih kursi sisa yang diperebutkan. Padahal, dari informasi yang menyebar, dengan PKS saja jumlah suara PPP kalah tipis, yakni tujuh suara. Tapi begitulah optimisme masih terus digenjot hingga detik-detik terakhir.
Di Dapem II Kec. Rambutan/Bajenis, selisih suara tipis juga menyebabkan stres. Bagaimana tidak, salah satu Parpol yang sudah yakin mendapatkan suara dari perhitungan internal, ternyata tumbang. Caleg Partai Republikan yang semula diyakini meraih 1 kursi ternyata terpental. Demikian pula dengan Caleg PBR menerima nasib sama. Kursi Dapem II akhirnya dibagi antara Partai Golkar 2 kursi, Partai Demokrat 2 kursi, Partai Patriot 1 kursi, PIB 1 kursi, PKPB 1 kursi, PKS 1 kursi, PPRN 1 kursi, PKPI 1 kursi dan PDIP 1 kursi.
Di Dapem itu, terjadi pula pertarungan sengit antar Caleg, misalnya Caleg Partai Indonesia Baru. Dua Caleg masing-masing No.Urut 1 dan 3 saling klaim memiliki suara terbanyak. Hingga detik-detik terakhir penghitungan, kabarnya Caleg No. Urut 1 dari PIB hanya menang selisih suara belasan saja dibanding rivalnya. Ini juga selisih suara yang bikin stres.
Lebih parah, terjadi di Dapem I Kec. Padang Hilir. Setelah masing-masing Parpol meraih suara, yakni Partai Golkar 1 kursi, Partai Demokrat 1 kursi, PIB 1 kursi, PDIP 1 kursi dan PKS 1 kursi, sisanya diperebutkan antara PKPI dan PDP. Kabar yang menyebar PKPI unggul atas PDP hanya dengan selisih empat suara. Jika benar demikian, kekalahan dengan empat suara itu memang akan membuat stres Caleg, jika tidak kuat mental.
Inilah demokrasi Indonesia yang dibangun dan disepakati segenap rakyat pasca Reformasi. Permainan demokrasi melalui Pemilu yang ternyata menimbulkan stres bagi rakyat dan bagi mereka yang terlibat dalam mesin Pemilu. Lalu, siapa yang harus disalahkan? Ah entahlah …. Abdul Khalik
Post a Comment for "Dari Penghitungan Suara Di PPK, Selisih Suara Tipis Yang Mengundang Stres"