----iklan---- Mengukir Jejak Spriritualitas Dari Masjid Agung T.Tinggi - JEJAK KHALIK
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengukir Jejak Spriritualitas Dari Masjid Agung T.Tinggi

Pengantar Redaksi
          TANPA terasa tahun 2015 sudah merambat jalan, setelah 2014 berakhir. Masa satu tahun yang berlalu, tentu meninggalkan banyak catatan penting yang menyenangkan maupun sebaliknya. Bagi Pemerintah Kota Tebingtinggi dibawah pimpinan Wali Kota Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM dan pasangannya Ir. H. Oki Doni Siregar, ada banyak prestasi kerja yang diukir. Laporan khusus ini melihat apa keberhasilan yang diraih Pemko Tebingtinggi setahun belakangan. Berikut penulis muat laporan ini dalam empat tulisan.@

           
LAMA umat Islam kota Tebingtinggi mendambakan adanya Masjid Agung, sebagai lambang keberagamaan di kota itu. Suara agar kota Tebingtinggi memiliki masjid besar telah ada sejak satu decade lalu. Harapan itu, wajar muncul, karena umat Islam kota Tebingtinggi belum memiliki masjid dalam artian sesungguhnya. Yakni, komplek Islamic Centre di mana terdapat masjid besar, lembaga pendidikan, perpustakaan serta aula untuk melakukan berbagai kegiatan. Disamping fasilitas publik yang mendukung semua kegiatan sosial keagamaan yang ada.
            Sejak masa kemerdekaan, umat Islam kota Tebingtinggi dan sekitarnya menjadikan Masjid Raya Nur Addin sebagai masjid besar (Jamik). Padahal, masjid di Jalan Suprapto, Kel. Badak Bejuang, Kec. T.Tinggi Kota itu, bukanlah masjid resmi pemerintah daerah. Melainkan masjid bersejarah dibangun raja dari Kerajaan Negeri Padang Tebingtinggi bernama Tengku Haji Muhammad Nurdin pada 1870, yang belakangan diwakafkan kepada umat Islam kota itu.
Selama ini, Masjid Raya Nur Addin acap kali dipakai sebagai tempat kegiatan keagamaan Pemko Tebingtinggi. Di antaranya, menerima kepulangan jemaah haji, maupun kegiatan resm keagamaan lainnya. Bahkan, sejumlah kegiatan syiar Islam, seperti peringatan Maulid Nabi dan Israk Mikraj dilaksanakan di gedung umum, karena memang Pemko Tebingtinggi belum memiliki fasilitas keagamaan representatif.
Menyadari pentingnya masjid resmi pemerintah daerah, sebagai pusat kegiatan keagamaan dan syiar Islam, Wali Kota Tebingtinggi Ir.H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM, pada 2013, intens membicarakan pembangunan Masjid Agung kota Tebingtinggi. Ternyata, semua kalangan menyatakan dukungan, baik DPRD kota Tebingtinggi maupun Ormas dan OKP Islam serta masyarakat luas termasuk dari kalangan nonmuslim. Dalam sidang paripurna DPRD kota Tebingtinggi untuk APBD 2013, diputuskan pembangunan Masjid Agung kota Tebingtinggi. Sejumlah lokasi pun kemudian dilirik untuk pertapakan masjid. Namun, karena sulitnya lahan, Pemko Tebingtinggi akhirnya mengambil kebijakan menggunakan lahan areal perkemahan pramuka sebagai pertapakan masjid besar itu, seluas 11.000 meter2. Lokasi lahan berada di Jalan Gunung Agung, Kel. Lalang, Kec. Rambutan, sedangkan perkemahan pramuka dicarikan penggantinya.
Atas dasar itu, Pemko Tebingtinggi kemudian menganggarkan dana hingga Rp44.315.578.000 untuk pembangunan Masjid Agung, di mana dana itu murni dari APBD Pemko Tebingtinggi bersifat multiyear serta donasi masyarakat melalui zakat, sedekah dan infak yang dikumpulkan oleh Badan Amil Zakat (BAZ) kota Tebingtinggi.
Berdasarkan data proyek yang berhasil diperoleh, Masjid Agung kota Tebingtinggi itu nantinya memiliki panjang 52,70 meter, lebar 38,80 meter, terdiri atas tiga lantai. Lantai basement seluas 1.630 meter2 terdiri atas tempat parkir 600 m2, ruang perkantoran sebanyak 10 unit, ruang workshop 1 unit ditambah ruang genset, ruang panel dan ruang pompa.
Pada lantai satu, dengan luas 1.500 m2, terdapat ruang sholat seluas 1.150 m2, ruang takmir 1 unit, ruang kenaziran 1 unit dan ruang perkantoran remaja masjid dan lainnya 2 unit. Sedangkan di lantai tiga dengan luas 1.500 m2, juga terdapat ruang sholat seluas 1.060 m2, ruang perpustakaan 1 unit, ruang kenaziran 1 unit serta ruang lembaga keagamaan 2 unit.
Selain ruang masjid yang menjadi bangunan induk, terdapat pula bangunan lain sebagai pendukung masjid. Bangunan-bangunan itu terdiri dari bangunan aula, menara A dan B. Bangunan aula, nantinya mempunyai luas 27 x 39 meter2 berfungsi sebagai ruang pertemuan. Sedangkan pada lantai basement ruangan aula akan dijadikan sebagai tempat parkir, ruang workshop, ruang panel, kamar mandi, dan beberapa tempat lainnya. Pada aula ini, khususnya di lantai satu akan ada pula ruangan yang bisa dijadikan sebagai tempat walimatul urusy (tempat pesta pernikahan).
Pada menara A, dengan luas 11,30 x 11 meter2, akan memiliki ketinggian hingga 53,70 meter. Bangunan itu, akan difungsikan sebagai tempat wudlu dan kamar mandi serta tempat penampungan air dan penanda keberadaan masjid. Sedangkan pada menara B dengan luasan dan ketinggian yang sama dengan menara A, juga difungsikan sebagai ruang wudlu, kamar mandi, khusus pada bagian basement. Selain di lantai satu juga akan dibangunkan kamar mandi (pria) dan kamar mandi (wanita).
Wali Kota Tebingtinggi, Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM, dalam suatu perbincangan, mengatakan keberadaan Masjid Agung kota Tebingtinggi ini, sangat penting, mengingat selama ini umat Islam belum memiliki komplek Islamic Centre sebagai pusat kegiatan keagamaan. Jika masjid ini selesai, diharapkan seluruh aktifitas umat Islam bisa terpusat di sini, mulai dari kegiatan ibadah, sampai kegiatan keilmuan maupun kegiatan kemasyarakatan. “Saat ini pembangunan sudah mencapai 70 persen, diharapkan pada akhir 2015, bangunan Masjid Agung segera bisa dimanfaatkan,” tegas Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM.
Sedangkan Ketua Panitian Pembangunan Masjid Agung Ir. H. Muhammad Nurdin yang juga Kadis Pekerjaan Umum, mengatakan pembangunan Masjid Agung ini konsepnya adalah Islamic Centre, di mana eluruh aktifitas keagamaan, mulai dari ibadah, pendidikan, pelatihan, dakwah Islam hingga kegiatan sosial dan kebudayaan Islam bisa dilaksanakan di komplek itu.
Kini harapan umat Islam untuk memiliki Islamic Centre yang representatif untuk kegiatan sosial keagamaan tinggal menunggu waktu. Apa yang dilakukan Wali Kota Ir. H Umar Zunaidi Hasibuan, MM, merupakan salah satu wujud keberhasilan visi dan misinya dibidang keagamaan yang pernah dijanjikannya kepada umat Islam, saat maju sebagai calon Wali Kota Tebingtinggi pada 2010 lalu. Abdul Khalik

Post a Comment for "Mengukir Jejak Spriritualitas Dari Masjid Agung T.Tinggi"