----iklan---- Asal Tahu Saja, Donor Darah Itu Besar Manfaatnya! - JEJAK KHALIK
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Asal Tahu Saja, Donor Darah Itu Besar Manfaatnya!


Jika ada air putih penuh dalam botol. Kemudian, setiap hari air bersih itu terkena sinar matahari, hujan dan hembusan angin. Maka dipastikan kondisi air itu akan berubah keruh. Air keruh itu, daya manfaatnya akan berkurang bagi kehidupan. Bahkan, jika air itu dibiarkan terus demikian, air itu justru bisa menimbulkan masalah.

Begitu juga dengan darah di dalam tubuh. Jika terus menerus dipergunakan tubuh, tanpa sama sekali diperbarui, darah akan berkurang fungsinya, bahkan berdampak pada kesehatan manusia secara keseluruhan, hingga bisa menimbulkan sejumlah penyakit. Salah satu upaya memperbarui darah dalam tubuh, adalah dengan jalan mendonorkan darah.

Donor darah, merupakan salah satu fungsi paling aman dalam proses pergantian darah secara periodik. Di mana sel-sel darah yang telah mati, kemudian dibuang melalui proses donor. Sedangkan tubuh kemudian memproduksi sel-sel darah yang baru. Jika hal itu dilakukan secara teratur, kesehatan tubuh akan bisa dipertahankan.

Pesan itu disampaikan dr. Gani, salah seorang petugas kegiatan donor darah yang dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi Kota Tebingtinggi bekerjasama dengan RSU Adam Malik, Medan, Minggu (16/1), di Yayasan Pendidikan Kharisma, Jln. KF Tandean. Kegiatan donor darah ini, dilakukan secara rutin antara empat hingga enam bulan sekali oleh kedua lembaga itu.

Donor darah itu, kata dr. Jonli, sangat besar manfaatnya bagi tubuh. Beberapa penyakit yang berasal dari persoalan darah, akan hilang secara perlahan. Misalnya, darah tinggi, kolesterol, asam urat, atau penyakit ringan seperti kepala pusing, demam maupun beberapa penyakit lain. “Sudah saatnya gerakan sadar donor darah itu didukung masyarakat,” himbau Ka. Puskesmas Rantau Laban itu.

Dua pendonor di acara itu, mengakui besarnya manfaat donor darah. Josi, 47, warga Kel. T.Tinggi Lama Kec. T.Tinggi Kota, mengakui sudah dua kali mendonorkan darahnya ke yayasan Tzu Chi. Selama 12 tahun, aku Josi, dia mengalami penyakit tengkuk tegang, sehingga harus menenggak obat-obatan tertentu untuk menghilangkannya. Namun, empat bulan lalu, dia ikut donor darah. Hasilnya selama itu pula penyakit yang dideritanya hilang. “Sakit itu pernah sekali datang, karena makan durian. Tapi sesudah itu tak pernah lagi kena,” ujar Josi, saat menikmati menu mie putih dan telor ayam, usai donor darah.

Semula, ada kekhawatiran darah yang didonorkan akan disalah gunakan untuk kepentingan tertentu. “Memang awalnya aku khawatir. Nanti dijual pula darahku,” ujar pedagang itu. Apalagi, banyaknya cerita-cerita di luaran harga darah yang mahal serta praktek-praktek penyimpangan terhadap darah yang didonorkan, dilakukan oknum maupun lembaga-lembaga tertentu.

Namun, kekhawatiran itu hilang karena niat untuk mendonorkan darah itu diubah, dari ketakutan pada penyalah gunaan darah yang disumbangkan menjadi donor darah untuk kesehatan diri. “Kalau sekarang niat kita donor darah untuk sehat. Kalau nantinya darah kita disalah gunakan itu urusan mereka sama Tuhan lah,” tandas Josi.

Ramadatsir Telaumbanua, 46, warga Link. 01, Kel. Bulian, Kec. Bajenis, senada menyampaikan manfaat donor darah. Pria yang bekerja di asuransi itu, mengaku sudah beberapa kali ikut donor darah. Hasilnya, beberapa keluhan yang selama ini dirasakan hilang, misalnya asam urat dan kolesterol. Bahkan, Ramadatsir, mengaku tubuhnya kian sehat. “Makanya begitu di telepon Yayasan Tzu Chi ada donor darah, aku langsung datang,” tegas dia.

Menurut dr. Gani, tingkat kebutuhan darah saat ini cukup tinggi. Namun, kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya sangat rendah. Kondisi itulah, penyebab terjadinya kelangkaan darah di berbagai rumah sakit. Hal itu, kata dokter muda yang tengah menyelesaikan studinya di spesialis patologi klinis USU itu, karena beberapa faktor. Misalnya, ketidak tahuan masyarakat akan manfaat donor darah bagi kesehatan serta tingginya kecurigaan masyarakat atas penyalah gunaan darah yang disumbangkan. Bahkan, darah sudah dipandang sebagai komoditi ekonomi, sehingga tak bisa sembarangan diberikan, ungkap dia.

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Kota Tebingtinggi Wardi, SPd, mengakui agak sulit mencari pendonor darah baru. Pengalamannya, pernah menghubungi sejumlah kalangan, mulai dari instansi pemerintah, masyarakat umum melalui kepala lingkungan, hingga via selebaran. Tapi, umumnya respon balik yang didapat sangat rendah. “Mereka selalu tanya balik, ada pudingnya (uangnya) tidak,” ujar Wardi. Itu sebabnya, tingkat pendonor dalam kegiatan sangat fluktuatif, bahkan cenderung menurun.

Dicontohkan, hingga pukul 12.00, tercatat pendonor mencapai 120 orang. Namun, tabung darah yang berhasil dikumpulkan hanya 109 set, sedangkan 12 pendonor lainnya gagal, karena berbagai faktor. Padahal, aku dia, empat bulan lalu, masih terkumpul 140 set tabung darah. Sedangkan delapan bulan sebelumnya terkumpul 180 set tabung darah. “Memang kalau bikin kegiatan harus lihat situasi,” kata dia.

Belajar

Bagi warga Kota Tebingtinggi yang berniat rutin donor darah, kehadiran Yayasan Buddha Tzu Chi pantas disyukuri. Betapa tidak, yayasan ini melakukan kegiatan itu secara periodik, dengan menejemen pengelolaan yang pantas diacungi jempol. Mulai dari relawan hingga peralatan mereka. Profesionalisme pelayanan sosial Yayasan Buddha Tzu Chi, pantas dicontoh lembaga-lembaga sosial lainnya.

Proses donor darah itu bermula dari ajakan santun mereka dengan slogan ‘donor darah itu sehat.’ Ketika kita hadir dilokasi kegiatan, sejumlah volunteers (relawan) mereka menyambut dengan ramah dan gerakan khas, ucapkan selamat datang, dengan telapak tangan disatukan dan menunduk. Berikutnya, kehadiran kita dilayani sepenuhnya, mulai dari mendaftar, tensi darah, periksa HB hingga proses pengambilan darah. Jika kita harus menunggu giliran, mereka siapkan panganan kecil untuk ngemil. Selesai proses ambil darah, kita dibimbing untuk mendapatkan vitamin tambah darah dan makanan ala kadarnya. Ketika pulang, mereka melepasnya dengan senyuman hangat.

Tak sampai di situ, Yayasan Tzu Chi memasukkan data kita dalam buku daftar pendonor dengan mencatat biodata pendonor. Jika ada kegiatan serupa di lain waktu, relawan mereka akan meng SMS kita, mengajak ikut donor darah. Tak hanya itu, yayasan berpusat di Taiwan itu, tak segan-segan memberikan sebentuk penghargaan yang membuat kita merasa tersanjung.

Di negeri ini, banyak sekali Ormas dan Orsos yang bergerak di bidang layanan sosial. Namun, harus diakui manajemen pengelolaannya jauh dari harapan. Jika tak keberatan, seyogianya Ormas dan Orsos yang banyak itu, bisa belajar dari Yayasan Buddha Tzu Chi, tentang bagaimana cara melayani masyarakat yang menyumbangkan sesuatu yang dimilikinya. Di yayasan itu, berlaku idiom ‘penyumbang adalah raja.’…

UNTUK SEHAT : Donor darah itu tujuan utamanya agar kita sehat. Pendonor yang tengah diambil darahnya. Jika masyarakat sadar untuk mendonorkan darahnya, takkan terdengar cerita terjadinya kekurangan darah di negeri ini. Foto direkam, Minggu (16/1).

Post a Comment for "Asal Tahu Saja, Donor Darah Itu Besar Manfaatnya!"