Saatnya Pasar Tradisional Belajar Dari Pasar Modern
Suasana pasar tradisional yang sumpek, tidak tertata dan jorok, serta transaksi dengan model tawar menawar, sudah tidak jamannya lagi dan harus ditinggalkan. Pasar tradisional, jika ingin bersaing dalam bisnis global semestinya menyontoh pola manajemen super market.
Jualan dengan model tawar menawar lazimnya pada pasar tradisional, bukan jamannya lagi. Orang sudah tidak menyukai hal seperti itu, karena memunculkan kesan konsumen merasa tertokoh. Pasar harus menyediakan semua kebutuhan sesuai dengan kekuatan dana yang dimiliki konsumen. Saya melihat itu menjadi kekuatan pasar modern.
Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Abdul Hafiz Hasibuan, menyampaikan hal itu disela-sela meninjau galeri Irian Super Market, di Jalan Thamrin, pada acara grand opening pasar modern itu, Minggu (7/9). Terlihat hadir Wakil Walikota Drs. H. Syahril Hafzein, Kapolresta AKBP Drs. R Heru Prakoso, sejumlah Kadis serta masyarakat sekitar.
Ditambahkan, andai saja pedagang tradisional di Pasar Gambir memahami hal demikian, niscaya keberadaan Pasar Gambir bisa diberdayakan seoptimal mungkin dan mampu menjawab tantangan pasar global. Ada keinginan Pemko Tebing Tinggi untuk membentuk Perusahaan Daerah dalam mengelola Pasar Gambir yang dibangun dengan nilai mencapai Rp11 milyar lebih. Namun, keinginan itu harus dimulai dari pedagang sendiri, kata Walikota. “Mau nggak pedagang jika Pasar Gambir dikelola menjadi pasar modern. Tapi jangan seperti sekarang, semua berebut minta dapat lapak di depan,” cetus Walikota.
Menurut Walikota konsep pengelolaan Irian Super Market sudah sesuai dengan visi dan misi Pemko Tebing Tinggi. Irian Super Market sebagai perusahaan retail berpengalaman, menyatakan siap membantu pemasaran maupun proses pengolahan usaha kecil menengah di Kota Tebing Tinggi. “Produk UKM kota ini juga akan dipasarkan di Irian Super Market ini,” ujar Walikota. Dengan kemitraan itu, Walikota Tebing Tinggi yakin, keberadaan Irian Super Market akan memberikan harapan pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi ke depan.
Manajer Irian Super Market Erick, dalam perbincangan itu, menyatakan dipilihnya Kota Tebing Tinggi sebagai salah satu tempat investasi mereka, karena melihat prospek kota itu di masa depan. Menurut anak muda jebolan salah satu universitas Australia itu, pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi serta pembangunan Bandara Kuala Namu, akan memicu pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi. “Sebagai pebisnis kami menangkap peluang itu,” kata Erick, yang kuliah bisnis selama 7 tahun di negeri Kanguru itu.
Pihaknya, melihat peluang Kota Tebing Tinggi nantinya akan menjadi sentra arus pergerakan warga. Menurut dia, orang dari Tapanuli, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu untuk keluar menggunakan pesawat udara tidak perlu harus ke Medan lagi. Karena itu, seluruh kebutuhan warga pendatang harus bisa dipenuhi Kota Tebing Tinggi.
Irian Super Market berdiri di atas lahan eks PT Parwita Yasa yang merupakan aset Pemerintah Provinsi Sumtera Utara. Luas super market itu secara keseluruhan mencapai 6.000 M2. Super market itu menyerap tenaga kerja sebanyak 80 orang, umumnya berasal dari warga Kota Tebing Tinggi. Pada area seluas itu, tersedia pusat perbelanjaan primer, elektronik, pakaian, dan barang pecah belah. Selain itu, Irian Super Market juga menyediakan sarana rekreasi bagi keluarga dan anak-anak. “Kami memiliki visi berbelanja dengan harga murah dan menyenangkan,” kata Erick.
Kehadiran Irian Super Market, menjadikan Kota Tebing Tinggi makin kompetitif bagi pelayanan pasar modern. Sebelumnya sudah ada Great Market di Jalan Merdeka dan Central Raya di Jalan KF Tandean. Tak lama lagi, Plaza Ramayana akan pula dibuka di eks Pondok Sri Padang. Lounching plaza itu, kian menjadikan Kota Tebing Tinggi sebagai daerah perkotaan dengan pasar modern yang beragam. Abdul Khalik
Tebing Tinggi, 7 September 2008
Pengirim,
Dto
Abdul khalik
Grand Opening : Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Abdul Hafiz Hasibuan didampingi manajemen Irian Super Market di Jalan Thamrin, tengah meninjau area pasar modern seluas 6.000M2 itu dan bersalaman dengan tenaga kerja super market itu. Keberadaan super market seharusnya menjadi contoh bagi pasar tradisonal dalam mengelola bisnis. Foto direkam, Minggu (7/9). Waspada/abdul khalik
Jualan dengan model tawar menawar lazimnya pada pasar tradisional, bukan jamannya lagi. Orang sudah tidak menyukai hal seperti itu, karena memunculkan kesan konsumen merasa tertokoh. Pasar harus menyediakan semua kebutuhan sesuai dengan kekuatan dana yang dimiliki konsumen. Saya melihat itu menjadi kekuatan pasar modern.
Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Abdul Hafiz Hasibuan, menyampaikan hal itu disela-sela meninjau galeri Irian Super Market, di Jalan Thamrin, pada acara grand opening pasar modern itu, Minggu (7/9). Terlihat hadir Wakil Walikota Drs. H. Syahril Hafzein, Kapolresta AKBP Drs. R Heru Prakoso, sejumlah Kadis serta masyarakat sekitar.
Ditambahkan, andai saja pedagang tradisional di Pasar Gambir memahami hal demikian, niscaya keberadaan Pasar Gambir bisa diberdayakan seoptimal mungkin dan mampu menjawab tantangan pasar global. Ada keinginan Pemko Tebing Tinggi untuk membentuk Perusahaan Daerah dalam mengelola Pasar Gambir yang dibangun dengan nilai mencapai Rp11 milyar lebih. Namun, keinginan itu harus dimulai dari pedagang sendiri, kata Walikota. “Mau nggak pedagang jika Pasar Gambir dikelola menjadi pasar modern. Tapi jangan seperti sekarang, semua berebut minta dapat lapak di depan,” cetus Walikota.
Menurut Walikota konsep pengelolaan Irian Super Market sudah sesuai dengan visi dan misi Pemko Tebing Tinggi. Irian Super Market sebagai perusahaan retail berpengalaman, menyatakan siap membantu pemasaran maupun proses pengolahan usaha kecil menengah di Kota Tebing Tinggi. “Produk UKM kota ini juga akan dipasarkan di Irian Super Market ini,” ujar Walikota. Dengan kemitraan itu, Walikota Tebing Tinggi yakin, keberadaan Irian Super Market akan memberikan harapan pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi ke depan.
Manajer Irian Super Market Erick, dalam perbincangan itu, menyatakan dipilihnya Kota Tebing Tinggi sebagai salah satu tempat investasi mereka, karena melihat prospek kota itu di masa depan. Menurut anak muda jebolan salah satu universitas Australia itu, pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi serta pembangunan Bandara Kuala Namu, akan memicu pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi. “Sebagai pebisnis kami menangkap peluang itu,” kata Erick, yang kuliah bisnis selama 7 tahun di negeri Kanguru itu.
Pihaknya, melihat peluang Kota Tebing Tinggi nantinya akan menjadi sentra arus pergerakan warga. Menurut dia, orang dari Tapanuli, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu untuk keluar menggunakan pesawat udara tidak perlu harus ke Medan lagi. Karena itu, seluruh kebutuhan warga pendatang harus bisa dipenuhi Kota Tebing Tinggi.
Irian Super Market berdiri di atas lahan eks PT Parwita Yasa yang merupakan aset Pemerintah Provinsi Sumtera Utara. Luas super market itu secara keseluruhan mencapai 6.000 M2. Super market itu menyerap tenaga kerja sebanyak 80 orang, umumnya berasal dari warga Kota Tebing Tinggi. Pada area seluas itu, tersedia pusat perbelanjaan primer, elektronik, pakaian, dan barang pecah belah. Selain itu, Irian Super Market juga menyediakan sarana rekreasi bagi keluarga dan anak-anak. “Kami memiliki visi berbelanja dengan harga murah dan menyenangkan,” kata Erick.
Kehadiran Irian Super Market, menjadikan Kota Tebing Tinggi makin kompetitif bagi pelayanan pasar modern. Sebelumnya sudah ada Great Market di Jalan Merdeka dan Central Raya di Jalan KF Tandean. Tak lama lagi, Plaza Ramayana akan pula dibuka di eks Pondok Sri Padang. Lounching plaza itu, kian menjadikan Kota Tebing Tinggi sebagai daerah perkotaan dengan pasar modern yang beragam. Abdul Khalik
Tebing Tinggi, 7 September 2008
Pengirim,
Dto
Abdul khalik
Grand Opening : Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Abdul Hafiz Hasibuan didampingi manajemen Irian Super Market di Jalan Thamrin, tengah meninjau area pasar modern seluas 6.000M2 itu dan bersalaman dengan tenaga kerja super market itu. Keberadaan super market seharusnya menjadi contoh bagi pasar tradisonal dalam mengelola bisnis. Foto direkam, Minggu (7/9). Waspada/abdul khalik
Post a Comment for "Saatnya Pasar Tradisional Belajar Dari Pasar Modern"