Ditengah Inefisiensi Pengelolaan, PDAM Tirta Bulian Punya Direktur Baru
PDAM Tirta Bulian, merupakan
satu-satunya BUMD miliki Pemko Tebingtinggi yang posisinya saat ini relatif
dipandang baik, oleh banyak kalangan. Dengan posisi pengelolaan demikian, wajar
jika kemudian, Pemko Tebingtinggi
bersama DPRD rela menggelontorkan dana yang tak sedikit terhadap perusahaan
pengelolaan air bersih itu. Belum lagi bantuan teknis dan manajerial dari
sejumlah kalangan dalam maupun luar negeri. Di bawah mantan direktur PDAM Tirta
Bulian Ir. H. Oki Doni Siregar, BUMD ini berada dalam posisi leading, meski
belakangan sejumlah problem manajerial terasa menyergap badan usaha itu.
Wali Kota Ir.H. Umar Zunaidi
Hasibuan, MM, dalam amanahnya memberikan ‘pekerjaan rumah’ kepada direktur baru
PDAM itu. Di antaranya, agar PDAM menambah kapasitas produksi air, pemeliharaan
pipa sentral instalasi yang tua. Juga melakukan pelatihan-pelatihan terhadap
karyawan. Pesan-pesan ini, sekilas terlihat bukan sebagai beban, padahal jika
menukik pada persoalan mendasar, di sinilah terjadinya faktor inefisiensi
pengelolaan yang dialami PDAM Tirta Bulian selama ini.
Dalam perbincangan menjelang
pelantikan, sumber di PDAM Tirta Bulian, menyebutkan sejujurnya ada sejumlah
problema manajerial yang harus dipecahkan direktur baru nantinya. Saat ini,
PDAM Tirta Bulian mengalami over kapasitas pelanggan, jika dibandingkan dengan
tingkat distribusi air bersih. Total pelanggan air PDAM mencapai 11.500 rumah
tangga, padahal kapasitas air yang diproduksi hanya 140 m3 per detik. Untuk
jumlah produksi ini, idealnya hanya bisa melayani 9.500 rumah tangga. Meski
belakangan tengah dibangun instalasi tambahan dengan produksi air bersih
50 m3 per detik.
Akibat over kapasitas pelanggan ini, jelas
saja banyak rumah yang tak terlayani maksimal. Belum lagi, persoalan instalasi
pipa yang sudah tua, sehingga air yang sampai ke pelanggan, beresiko kotor.
Sumber mengakui, belakangan banyak pelanggan yang komplain atas pelayanan PDAM
Tirta Bulian. Jika kemudian, ada tuntutan untuk menambah pelanggan ditengah keterbatasan
produksi, jelas hal ini program tak logis.
Demikian pula dengan jumlah karyawan
di PDAM Tirta Bulian, juga dalam kondisi inefisien. Pasalnya, saat ini PDAM
Tirta Bulian memiliki 100 karyawan. Padahal, jika diukur berdasarkan rasio
pelanggan dan karyawan, maka BUMD Pemko Tebingtinggi itu, tak feasible, di mana
6 karyawan, idealnya melayani 1.000 pelanggan. Dengan demikian, rasio
ideal karyawan PDAM Tirta Bulian, sekira
67 orang saja. Selebihnya, merupakan karyawan yang justru menjadi beban bagi manajemen
PDAM Tirta Bulian. Beban karyawan itu sendiri mencapai 35 persen dari rasio
ideal perusahaan air minum.
Pun demikian, banyak kalangan yang
masih terus berusaha untuk menambah jumlah karyawan BUMD itu, meski bebannya
sangat berat. Persoalannya, apakah berani direktur baru ini melakukan efisiensi
dan menormalkan kapasitas produksi air bersih, guna mencapai perusahaan yang
ideal?
Ewin Putra, SE, MSi, saat diminta
komentarnya terhadap pesan Wali Kota Tebingtinggi itu, mengatakan paham akan
amanah yang harus diembannya. “Saya paham pesan Pak Wali, selepas kegiatan ini,
kita akan segera konsolidasi untuk merealisasikan amanah itu,” ujar pria yang
lahir di Medan, menyelesaikan S1 di Fak Ekonomi UMSU dan S2 di USU. Semoga
saja. Abdul Khalik.
Post a Comment for "Ditengah Inefisiensi Pengelolaan, PDAM Tirta Bulian Punya Direktur Baru"