Air Terjun Yang Mempesona di Asahan Dan Simalungun
AIR
TERJUN, sejujurnya fenomena alam itu
adalah ‘sihir’ yang memukau. Hampir tak ada orang yang memiliki rasa estetika
dalam dirinya tidak menyukai keindahan air yang meloncat terjun dari
ketinggian, kemudian meluncur deras ke bawah dengan suara bergemuruh. Tak mesti
harus menikmati air terjun skala besar, air terjun dengan skala kecil juga
banyak menyebar dan terapat di berbagai lokasi. Air terjun itu, bisa membuat
rasa estetika kita bergetar.
Paling
tidak ada dua kabupaten di Sumut ini yang menyimpan banyak lokasi air terjun,
yakni Kab. Asahan dan Simalungun, meski di daerah lain juga ada. Tulisan ini,
mencoba menyelusuri sejumlah air terjun di dua kabupaten itu, sebagai acuan
jika pembaca yang ingin berkunjung ke sana. Lokasi itu, air terjun itu, adalah
Air terjun Simonang-monang dan Simanik-manik serta Beteng 7 di Asahan dan air
terjun Bah Butong dan Bah Damanik di Simalungun.
Air Terjun
Simonang-monang
Melewati
jembatan, kenderaan Anda berbelok ke kiri memasuk jalan perkebunan dan tiba di
gapura masuk Desa Padang Pulau. Mengikuti jalan desa perkebunanyang sejuk itu,
Anda akan sampai ke pabrik PKS Aek Loba. Dari sini kenderaan melintasi kawasan
perkebunan sawit dan akan sampai di lokasi Air Terjun Simonang-monang. Air
terjun Simonang-monang ini hanya lah kawasan jurang yang dilintasi sungai kecil
berbatu-batu. Namun, sejak puluhan tahun lalu, lokasi ini sudah dikunjungi
berbagai kalangan.
Dari
berbagai goresan graffiti yang
berserakan di sekitar air terjun itu, ada tulisan tahun 1931 atau 1936
yang diperkirakan, sejak tahun itu telah ada warga yang mengunjungi air terjun
dimaksud. Ada juga sejumlah tulisan beraksara China dana Arab Melayu yang
diperkirakan tulisan nama-nama pengunjung kawasan itu di masa lalu. Bahkan,
pada salah satu undakan batu besar lainnya, ada tulisan 1963 dengan goresan
‘D.P.R Sarbupri’ sebuah organisasi buruh yang berafiliasi kepada PKI.
Goresan
graffiti pada batu-batu besar di air terjun Simonang-monang itu, menunjukkan
kawasanitu sudah dikunjungi banyak kalangan lintas generasi selama hampir satu
abad. Sayangnya kawasan itu sekarang terkesan tidak terurus. Pada beberapa
tempat di lokasi itu ada bekas reruntuhan bangunan, yang mungkin sebelumnya
dikelola dengan baik, namun belakangan tidak lagi dikelola. Ketinggian luncuran air dari puncak hingga ke
dasar diperkirakan setinggi 20 meter dengan areal dasar seluas 50 meter
lingkaran.
Dari
sejumlah keterangan, kawasan air terjun ini tidak dikelola sebagai daerah
wisata, karena banyak menimbulkan korban meninggal akibat tenggelam. Ada juga
yang menyebut, kawasan itu miliki pribadi seorang pengusaha perkebunan yang tak
mengijinkannya untuk dikelola. Namun, yang pasti air terjun Simonang-monang ini
sungguh menarik untuk dikunjungi sebagai pelepas kepenatan dan merasakan
sejuknya air sungai.
Air Terjun
Simanik-manik
Seperti
air terjun Simonang-monang, air terjun Simanik-manik juga merupakan aliran air
sunga kecil yang melintasi hutan dan bermuara di sungai Asahan. Berada di
aliran sungai kecil, maka debit air terjun Simanik-manik juga kecil dan sangat
tergantung fluktuasi air sungai. Di musim hujan, air terjun Simanik-manik akan
memiliki tumpahan yang besar, tapi di musim kemarau tumpahan airnya kecil saja.
Saat penulis berkunjung ke sana di akhir Juli, debit air terjun Simanik-manik
kelihatan kecil, namun beberapa pengunjung mengakui tak berapa lama lagi air
terjun ini akan besar, karena musim hujan akan datang.
Kawasan
air terjun Simanik-manik masih terlihat terjaga keasriannya, karena
diperkirakan dipelihara oleh LSM lingkungan itu. LSM ini memiliki pusat
pelatihan di sekitar kawasan itu. Habitat hutan seperti monyet dan beberapa
hewan lainnya bisa dilihat dan meninggalkan jejak di sekitar aliran sungai. Misalnya,
monyet ekor panjang berwarna hitam bisa di lihat pada kawasan ini.
Ketinggian
luncuran air dari puncak hingga ke dasar sungai, diperkirakan mencapai 15 meter
dengan diameter kolam tampung sekira 30 meter lingkaran. Di bawah luncuran air
terjun kita bisa menikmati tanah cekung dengan kedalaman sekira 10 meter dengan
siraman embun air terjun yang terus membasahi kawasan dalam gua.
Untuk
masu ke kawasan air terjun Simanik-manik belum ada tarif pembayaran, sehingga
diperkirakan kawasan ini tidak dikelola sebagai kawasan wisata olejh pemerintah
setempat. Hanya saja beberapa pemuda setempat yang menjaga parkir menagih dana
suka rela kepada pengunjung yang datang ke lokasi itu.
Pemandian
Beteng 7
Tempat
pemandian itu, berada di bibir sungai yang curam, dengan ketinggian dari
permukaan sungai ke permukaan jalan lintas, sekira 10 meter. Sehingga
pengunjung yang ingin mandi harus turun ke bawah. Pada tepian jalan terdapat
sejumlah pondok wisata yang dikelola penduduk setempat. Dari dalam pondok yang
menyiapkan lokasi pemandangan ke arah sungai, pengunjung bisa menikmati
gemericik air dari aliran deras sungai Asahan. Permukaan air kelihatan hijau,
hal itu mengindikasikan kedalaman air di hulu sungai Asahan itu dalam kisaran
lima hingga tujuh meter.
Yang
menarik dari pemandian Beteng 7 ini, adalah jembatan kecil yang membelah sungai
menuju seberang. Jembatan kecil ini hanya bisa dilalui menusia secara terbatas
dan tak bisa dilalui kenderaan, meski hanya sepeda. Sesuai keterangan di papan
informasi, maksimal orang yang bisa melintasi jembatan itu hanya tujuh orang,
jika lebih bisa menimbulkan resiko jembatan patah.
Jembatan
ini, kabarnya dibangun oleh kontraktor Jepang saat membangun bendungan
Sigura-gura di kawasan Sampuran Harimau. Jembatan itu dibuat untuk melangsir
bahan besi dan baja serta peralatan lainnya dalam rangka pembangunan tower
listrik. Setelah proyek selesai jembatan itu tidak dibongkar dan difungsikan
penduduk setempat sebagai jalan alternatif. Banyak pengunjung kawasan itu yang
kemudian memanfaatkan jembatan sebagai tempat uji nyali, karena goyangan
jembatan itu bisa membuat adrenalin muncul.
Air Terjun Bah Biak, Bah Butong
Air
Terjun Bah Butong juga berasal dari aliran sungai kecil yang selama ini jadi
sumber air bersih karyawan perkebunan di
sejumlah afdeling. Saat dari ujung desa, pengunjung harus berjalan menurun
sejauh sekira 50 meter. Dalam perjalanan akan kita temukan aliran sungai dan
mata air yang jernih serta sumur tempat mandi warga.Kemudian ada pula pompa
otomatis yang dibuat untuk mengalirkan air pegunungan ke perumahan warga.
Sebelum sampai ke air terjun, pengunjung harus menuruni jurang sedalam sekira
20 meter.
Air
terjun ini termasuk lebar areal sebaran airnya, mencapai 10 meter. Namun
ketinggian luncuran lebih rendah, hanya sekira 10 meter saja dari atas. Tapi,
karena debitnya besar, maka air terjun Bah Butong ini terkesan besar. Sedangkan
kolam tampungannya juga kecil, sehingga pengunjung hanya berharap dari tumpahan
air, tanpa bisa berenang bebas. Hanya saja jika ingin berenang tak jauh dari
air terjun itu, ada aliran sungai kecil yang cukup jernih untuk tempat bersenda
gurau dan bermain bersama keluarga.
Air Terjun Bah
Damanik
Pengunjung
cukup membayar parkir Rp10.00 untuk mobil dan bus serta Rp5.000 untuk sepeda
motor. Kemudian juga harus membayar karcis masuk Rp4.000 untuk dewasa dan
Rp2.000 untuk anak-anak. Kita dipersilahkan menuruni jurang sejauh kira-kira 20
meter. Dari kejauhan saat menuruni tangga, kita akan bisa menikmati lekukan
jurang yang dipenuhi oleh air bersih berasal dari perut bebatuan. Areal air
terjun Bah Damanik, tidak lah luas, hanya memanjang sekira 20 meter dengan
lebara sekira 5-10 meter saja.
Ketinggian
air dari dasar pemandian itu hanya 1,20 meter saja dari dasarnya. Meski
demikian, ini lah tempat pemandian paling eksotis, karena pengunjung bisa
menikmati mata air yang keluar dari celah batu secara langsung. Dari ketinggian
pemandian itu, ada juga aliran sungai kecil yang mengalr jatuh ke ceruk
pemandian. Oleh pengelola, air yang jatuh dibuat seolah air terjun, sehingga
sensasi air sejuk itu kian menggemaskan. Tak hanya itu, di belakang pemandian
ini, ada juga satu kolam pemandian lainnya yang tak kalah eksotisnya. Kolam itu
dibuat pengelola sedemikian rupa dengan mengumpulkan air dari beberapa mata
air, sehingga kejernihan air membuat kita bisa melihat dasar kolam. Namun,
antara Bah Damanik dan kolam it beda pengelolaan, sehingga pengunjung harus
bayar lagi, jika ingin menikmati kolam mata air itu.
Kesemua
air terjun itu merupakan berkah bumi untuk kesenangan manusia. Tinggal lagi
bagaimana berkah itu bisa dinikmati tanpa harus merusaknya. @Abdul Khalik
Post a Comment for "Air Terjun Yang Mempesona di Asahan Dan Simalungun "