----iklan---- Mengintip Surga Dunia Pria Arabia Di Puncak Ciloto - JEJAK KHALIK
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengintip Surga Dunia Pria Arabia Di Puncak Ciloto


“Baru kemarin tiga remaja PSK meninggal, kabarnya habis melayani pria Arab di villa sekitar sini.” Pengakuan itu datang dari Doyok, 35, penjaga villa salah satu perusahaan perkapalan besar, di Puncak Pas, Kec. Ciloto, Kab. Cianjur, Provinsi Jawa Barat, akhir September 2011 lalu. Pengakuan jujur Doyok, mencuat ketika diajak berbincang ngalor-ngidul, di saat sejumlah pria Arab, baru saja meninggalkan salah satu villa yang mereka sewa di komplek itu.

Ketiga remaja PSK (pekerja seks komersial) itu, terang Doyok, merupakan warga Kota Bunga, salah satu kelurahan di Kec. Cipanas, Kabupaten Cianjur. Prov. Jawa Barat Kota Cipanas, cukup dikenal, karena istana Presiden RI berada di sana. Tak diketahui mendetail, apakah kasus kekerasan seksual atas remaja PSK itu ditangani aparat hukum di daerah itu. Tapi dari pengakuan Doyok, kasus-kasus demikian seringkali menimpa PSK di kawasan Puncak itu.

Tertarik dengan keterangan itu, Waspada bersama sejumlah rekan, coba mencari tahu lebih jauh, aktifitas pria-pria Arabia di kawasan yang dikenal sebagai lokasi surga dunia bagi wisatawan penikmat birahi itu. Meski tidak berlabel reportase investigatif, tapi paling tidak aktifitas jurnalistik itu, kami lakukan dengan sangat hati-hati dan menyembunyikan identitas.

Ke bawah menuju Jakarta, di Kab. Bogor, ternyata ada desa yang denyut kehidupannya tergantung dengan wisatawan Arabia itu. Desa di Kec. Cimacan itu, menjadi milik pendatang Arabia, karena memang menyediakan berbagai kebutuhan yang mereka mau. Mulai dari pertokoan, penginapan, rumah makan, money changer hingga penyewaan mobil (rental) semua menggantungkan rejeki dari pendatang Timur Tengah, yang umumnya kaum pria. Desa yang berada di kaki perbukitan teh PTPN VIII itu, hanya berjarak sekira 10 km dari kawasan puncak.

Dari sana lah, setiap malam pria-pria Arabia itu melepas hajat birahinya dengan menyewa PSK yang dikoordinir secara sistematis, oleh pemilik rumah bordil di Kota Cipanas. Kasan, 43, salah seorang calo PSK yang bertugas mencari pelanggan dan menghubungkannya dengan rumah bordil, mengaku telah melakukan tugas itu, sekira 10 tahun. Dari sosok inilah sepak terjang pria-pria Arabia itu terkuak.

Keberadaan pria-pria Arabia di Puncak Ciloto, aku Kasan, hampir berlangsung sepanjang tahun, bahkan di bulan Ramadhan sekali pun. Meski pada bulan suci itu, jumlahnya jauh berkurang dibanding bulan-bulan biasa. Masa tinggal mereka, cukup lama, berkisar antara dua hingga empat minggu. “Mungkin karena mata uang mereka lebih tinggi. Jadi bisa lama-lama di sini,” imbuh pria yang mengaku punya dua anak yang masing-masing duduk di bangku SMA dan SMP.

Diungkapkan, kehadiran pria-pria Arabia itu umumnya memang datang dengan tujuan mencari kenikmatan seks. Ada beberapa model yang mereka lakukan untuk memenuhi hasrat rendah itu. Yang paling santun, adalah dengan melakukan perkawinan terhadap perempuan-perempuan setempat. Namun, banyak juga diantaranya PSK. “Hanya saja model perkawinannya, macam kawin kontrak,” ungkap Kasan. Saat mereka pulang ke negerinya, otomatis hubungan perkawinan bubar. Meski merekameninggalkan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih.

Model itu, tidak banyak terjadi. Yang paling banyak dilakoni, melalui hubungan transaksi antara pemilik rumah bordil dengan calon yang dipercaya via calo. Seorang pria Arabia yang ingin tinggal di salah satu villa, biasanya menyewa PSK, menemaninya hingga pulang. Di villa, mereka hidup layaknya berkeluarga. “Biasanya mereka jarang menyewa PSK dengan short time,” ungkap pria bertubuh kekar itu. Untuk penyewaan yang berlangsung lama, harga long time dipatok antara Rp750 ribu hingga Rp1 juta per hari. Jika pun ada pria Arabia menyewa short time, biasanya PSK langsung mencurigai dan menolak. Untuk jenis layanan itu, Mami (begitu panggilan PSK untuk mucikari) mematok harga Rp300 ribu.

Belakangan, ada hal menakutkan bagi PSK terhadap pria-pria Arabia itu. Salah satunya perilaku seks menyimpang berujung kekerasan terhadap PSK. Kawasan Puncak, pernah dihebohkan oleh perilaku sekelompok pria Arabia berjumlah empat hingga lima orang. Modusnya, salah satu di antara mereka, menyewa seorang PSK. Namun, setelah melepas hajatnya, teman-teman si pria itu datang bergiliran minta “jatah.” Jika si PSK yang disewa menolak, merek tak segan-segan bertindak keras dan kasar. “Mungkin itu yang terjadi kemarin, sampai ada yang meninggal,” ungkap Kasan, mengaminkan cerita Doyok di atas.

Kasus membuat geger itu, tidak berlangsung satu kali. Tapi sering terjadi dan membuat banyak PSK di kawasan Puncak ketakutan, jika melihat pria bertampang Arabia. Mira, 24, PSK asal Bogor yang biasa diageni Kasan, dengan malu-malu mengaku trauma dengan pria-pria Arab. Namun, enggan menyeritakan kisahnya. “Kalau sama pria Arab nggak lah, dibayar berapa pun aku nggak mau,” ujar wanita berstatus janda yang terjun ke dunia hitam itu, karena desakan ekonomi. Kasan, membisikkan wanita beranak satu itu, memang pernah mengalami kekerasan seksual dari pelanggannya pria Arabia.

Beberapa PSK teman Mira, ternyata menyatakan hal sama. Meski ada beberapa diantaranya yang terkesan cuek. Dewi, 19, wanita asal Sukabumi, menyatakan biasa saja dan siap melayani, sepanjang dibayar mahal. Kiatnya, tidak melayani pria Arabia itu di villa-villa terpencil, tapi ditempat yang ramai. “Jadi kalau kita diapa-apain, kita bisa teriak,” kilah remaja yang terjun di dunia prostitusi, karena kegadisannya direnggut pacar.

Termenung dengan pengakuan polos dari sejumlah nara sumber di kawasan Puncak Bogor itu, salah seorang teman sempat bergumam; “Ku pikir pria-pria Arab itu, orang-orang bagus. Rupanya yang parah kelakuan mereka.” Yang lain menyahuti ucapan ini. “Mungkin yang datang kemari keturunan Abu Jahal, jadi kelakuannya macam gitu lah,” cetus rekan itu.

Kisah pria-pria Arabia di Puncak Bogor itu, mengingatkan kita pada sosok Darsem, TKW Indonesia yang dipancung di Arab Saudi. Antara Darsem dari para PSK di Puncak Bogor itu, punya nasib yang relatif sama. Bahwa Negara tak mampu melindungi kehormatan para wanita kita dari kekejaman orang Asing, meski di negeri sendiri. Konon lagi di luar negeri. Ahhhh…memang nelangsa jadi anak negeri ini.!


BANGUNAN villa di kawasan Puncak Bogor, disewakan kepada wisatawan. Di bangunan itu, tak ada larangan bermaksiat atau melakukan hal terlarang. Di sanalah pria-pria Arabia itu merendahkan martabat perempuan anak negeri. Foto direkam, baru-baru ini.

7 comments for "Mengintip Surga Dunia Pria Arabia Di Puncak Ciloto"

Solichin 9 September 2012 at 02:41 Delete Comment
Aduuuh buset dah orang2 arab ngeres za otaknya sek melulu. syetan tu orang arab. ingat brow zina tu dosa, Masya Allah prnah ngaji g' siiih. klo q siih ini pr pmrntah daerah & dinas trkaituntk pngungkap & mnghilangkan praktek prostitusi trslubung. & mmbri pembnaan pra psk . klo bgitu aman sob.smoga indonesia ini mnjadi ngra yg sllu dlm prlndungan Allah swt.
Anonymous 27 February 2013 at 15:26 Delete Comment
Gue kira ga semua orang arab ky gt. Orang jahat ada dmn-mn termasuk di arab. Blm tentu mereka warga Saudi, mungkin aja mereka warga syria, mesir atau negara2 arab lainnya. Gw masalahnya orang arab juga hehe tp gue ga gt kok :) banyak orang indo juga yang ngelakuin ky gt. Criminals are in everywhere. Kaya lagunya Michael Jackson "Smooth Criminal" :D
Anonymous 10 June 2013 at 14:46 Delete Comment
baru tahu ya....udah lama kok indonesia dijajah oleh bangsa Arab...terutama lewat kebudayaan....malu rasanya lihat org indonesia didaerah tropis ini, pake kerudung, sorban, pelihara jenggut, kayak hidup dipadang pasir aja.....aneh, pernahkah FPI mendemo org-org arab????
Anonymous 9 July 2013 at 08:28 Delete Comment
memang setiap manusia memiliki nafsu yang sering di pancing oleh Syaitooon

tapi semua tergantung pada keimanan dan kepribadian diri masing - masing

memang melawan nafsu itu sangat susah......karena harus menghadapi diri kita sendiri


terimakasih atas informasinya
Anonymous 22 October 2015 at 15:49 Delete Comment

Jalur Puncak Jawa Barat kini boleh dibilang sudah dikuasai atau dijajah Arab.

Sesungguhnya imperalisme / kolonialisme Arab di Nusantara sudah berlangsung lama, mungkin sekitar abad-7, hampir bersamaan dengan gerak maju imperialisme / kolonialisme Arab ke seantero wilayah yang membentang dari Iberia (Eropa Barat) hingga ke Turkistan (Asia Tengah). Selain itu mereka menguasai pesisir Samudera Hindia dari Afrika Timur hingga Nusantara.

Walaupun kedatangan imperialisme / kolonialisme Barat sejak abad-16 berangsur-angsur mendesak imperialisme / kolonialisme Arab, namun pengaruh imperialisme / kolonialisme Arab tidak hilang sama sekali. Kadang 2 fihak imperialisme / kolonialisme tersebut berperang, kadang berdagang. Kadang bertanding, kadang bersanding.

Kini abad-21, imperialisme / kolonialisme Arab bangkit kembali dengan jargon / kedok / membonceng "Kebangkitan Islam Abad-15 Hijriyah", yang di canangkan sejak tahun 1400 H / 1980 M. Mereka berperan penting secara langsung maupun tidak langsung mengobarkan anarkisme, vandalisme dan terorisme di negeri yang kini disebut NKRI. Ini perlu disimak oleh setiap anak bangsa.

Bangsa ini sekian lama mengidap mental "Arab minded", segala yang dari Arab(i) dianggap Islam(i). Atau segala yang dari Arab dianggap halal - semisal kawin kontrak dan prostitusi di Jalur Puncak.

Harap diketahui, bahwa Jalur Puncak adalah jalur bersejarah. Terkait erat dengan riwayat perjuangan bangsa Indonesia melawan imperialis / kolonialis (Barat). Ruas tersebut termasuk ruas “De Groote Post” (Jalan Raya Pos) yang dibangun dengan korban besar rakyat atas perintah Gubernur Jenderal Hermann Willem Daendels (1808-11). Demikian pula pada masa Revolusi Nasional Indonesia 1945, Jalur Puncak termasuk zona pertempuran yang meminta korban warga dan pejuang.

Perlu diingat kembali bahwa sejumlah nabi dan agama – termasuk Nabi Muhammad SAAW dan agama Islam - hadir duluan di (dunia) Arab karena bangsa Arab dkenal (sangat) barbar. Contoh gamblang, mereka gemar menumpahkan darah sejak zaman batu hingga abad dua puluh satu. Yang tidak tahan, mengungsi ke luar negeri.

Nah, jika bangsa sebarbar Arab dapat dibina oleh nabi, in syaa Allaah bangsa lain relatif mudah dibina. Maka, ambil agama Islamnya, buang budaya Arabnya. Nabi diutus untuk mengislamkan orang, bukan mengarabkan orang!

Jagalah wilayah NKRI dari segala bentuk imperialisme / kolonialime.

Semoga info ini ada manfaatnya.


Salam "MERDEKA" dari seorang anggota keluarga Pejuang 1945.


Indra Ganie - Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia.
Unknown 2 November 2016 at 13:28 Delete Comment
Segera daftarkan diri anda dan bermainlah di Agen Poker, Domino, Ceme dan Capsa Susun Nomor Satu di Indonesia AGENPOKER(COM)
Jadilah jutawan hanya dengan modal 10.000 rupiah sekarang juga !
Anonymous 9 December 2016 at 08:32 Delete Comment
Otak udang